Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahun 2022 dilaksanakan di Indonesia pada bulan Mei dan Agustus. BIAN dilakukan guna meningkatkan cakupan imunisasi yang sempat turun selama pandemi COVID-19. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, imunisasi seperti campak rubella pada tahun 2021 turun menjadi 58,5%, sedangkan tahun 2019 masih 72,1%.
Capaian imunisasi dasar lengkap juga menurun dari 93,7% pada tahun 2019, menjadi 84,23% di tahun 2020. Apabila kondisi ini terus dibiarkan, maka penyakit-penyakit yang sudah terkendali dapat muncul kembali. Oleh karena itu, BIAN menjadi momentum yang penting agar dapat mengendalikan kembali PD3I (Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi).
Seperti yang perlu diketahui, bahwa PD3I memiliki angka kematian dan kesakitan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan COVID-19. Misalnya, penyakit difteri yang angka kematiannya bisa mencapai 15%, serta campak yang sangat menular.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan kekebalan pada seseorang. Terdapat imunisasi yang bersifat aktif alamiah dan buatan. Imunisasi aktif alamiah didapat ketika seseorang tertular penyakit, contohnya cacar air, setelah sembuh maka seseorang tersebut akan kebal dengan cacar air.
Imunisasi buatan, atau disebut juga dengan vaksinasi, dikembangkan agar seseorang tidak perlu sakit terlebih dahulu untuk menjadi kebal. Vaksinasi dibuat dengan menggunakan vaksin sebagai antigen yang bila masuk ke tubuh akan menimbulkan antibodi atau kekebalan.
Selain itu, terdapat imunisasi pasif, misalnya imunisasi yang diturunkan dari ibu kepada anak. Misalnya, antibodi campak diturunkan dari ibu ke bayi yang baru lahir, hingga sekitar 9 bulan anak masih memiliki antibodi tersebut dari ibunya.
Ketika vakinasi telah berhasil, maka penyakit-penyakit yang mengerikan telah banyak hilang. Hal ini dapat membuat masyarakat kadang tidak menyadari berapa besar bahaya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
"Banyak informasi yang tidak benar soal vaksin, membuat orang gagal paham soal vaksinasi", ujar Bpk Dedi Dermawan Kepala Desa Bojongmalaka dalam menjelaskan salah satu kendala terkait kegiatan imunisasi.
red_rzb
Boma Berkah